Aku terus menggerakkan jariku. Mulus tak bercela. Bokep Asia ya, pahaku yang dibalut celana panjang kain warna coklat. Sangat gemetar. Tidak berasa memang. Untung aku ada sweater yang bisa menutupi si “burung” nakal. Oooh, senyumnya manis sekali. Tampaknya keluarga berada. Aku pun bukan orang yang aneh-aneh. Aku bisa merasakan volumenya ketika lenganku menggeseknya. Aku melirik sedikit ke arah dia. Asap bus benar-benar menyesakkan. Tangan kiriku yang tadi dilipat mulai bergerak ke arah dadanya. Ya, payudaranya. Langgananku selama 2 tahun terakhir.“Mbak, Sumber Alam yang Bisnis belum datang ya?” tanyaku kepada seorang petugas loket. Dan rasa itu kembali membuatku terangsang. Aah, seorang wanita. Dia berulangkali menggerakkan tubuhnya, seolah menikmati betul elusan tanganku di pahanya. Sentuhan itu ringan, seperti melayang. Tangannya sungguh mulus, dan sentuhannya, benar-benar nikmat. Sumber Alam. Kami berdua tidak terpuaskan. dan aku turunkan ke bawah.
