Sampai ia selesai mengelap bagian belakang pahaku dan berdiri. Lalu dikocok-kocok sebentar. Bokep Live Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah kepadaku.Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal paha. Ah apa saja. Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Tapi ia masih berjongkok di bawahku.“Yang ini atau yang itu..?” katanya menggoda, menunjuk Juniorku.Darahku mendesir. Tapi mengelap dengan handuk hangat sisa-sisa cream pijit yang masih menempel di tubuhku. Semua orang bebas masuk asal punya uang. Ia terus mengelap pahaku. Aku makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.“Halo..!” suara itu mengagetkanku. Tetapi, bayangan itu terganggu. Hari itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum ada yang datang, baru aku saja. Dari jarak yang dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Kalau kini aku berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yang membasahi leher, pasti karena aku terlalu terbuai lamunan.
>