Aku tersadar ketika dering telepon memecah lamunanku, terdengar suara captain Frank di sana, “Kamu ikut pulang nggak?”
“Lima menit lagi capt”, kataku kosong.Setelah berpakaian lengkap, aku turun ke lobby, ternyata mereka berempat telah menungguku check out. Kami makan malam diselingi gelak tawa sembari ngobrol tentang pengalaman-pengalaman erotis selama tugas terbang, sementara aku cuma menjadi pendengar yang ‘memendam’ perasaan. Film Porno Jam satu, karaoke akan tutup. Pada usia SD, hobby mengintip orang mandi telah membakar otakku untuk lebih ‘encer’. Lina kudekap dengan mesra dan kami tak banyak bercakap lagi sesudah itu.Pukul lima seperempat kami keluar dari kamar mandi. Frank orangnya gempal tapi funky, terkenal jago ‘cari’ cewek kepulauan di kalangan senior. Menjelang jam dua belas, sudah empat lagu kunyanyikan bergantian dengan pengunjung lainnya. Bibir kami saling menyentuh, melebur dengan lembut lalu menghangat. Lina mengambil sebatang rokok, dan langsung menyalakannya. Perlahan kuputar, kuaduk, kukocok dengan pelan nan mersa.Lambat laun Lina mulai mengikuti irama yang kumainkan. Akupun sudah tak kuat menahannya, tatapan Lina bak macan




















