Dia semakin menengadahkan kepalanya, punggungnya juga semakin melengkung ke belakang, kedua tangannya memegang kepala saya dan sedikit meremas rambut saya, tandanya semakin menikmati gaya permainanku.Kedua tanganku memegangi dibawah kedua ketiaknya, biar Dia tidak terjerembab ke belakang, tapi bibirku masih mengusap daerah leher dan di atas payudara.Aku sengaja memperlama untuk menyentuh payudaranya, apalagi pentilnya.“Diik..Ukii.. nggakk.. Bokep uuhh”,Dia melenguh-lenguh dan mendesis-desis keenakan, seakan-akan yang dinantikannya telah tiba.Meskipun kondisinya sangat terangsang, tapi lenguhan itu tetap lembut dan terdengar lirih. Aku menikmati sekali kehalusan kulit punggungnya.Setelah aku puas menciumi bibir, wajah dan pipinya, ciumanku perlahan-lahan kuarahkan ke lehernya. uhff, ceepetan dikit.. crrett..” keluar semua cairan yang ada di seluruh tubuhku dan “Aaachh..”Kami berdua terkulai lemas dengan badan penuh keringat dan nafas terengah-engah.“Dik Uki, makasih ya Dik, kamu telah memberi saluran yang selama ini tersumbat.”Aku sangat puas malam itu, karena aku tidak dapat membayangkan, ternyata aku bisa menikmati tubuh seorang wanita terhormat, yang selama ini orang luar sangat menghormatinya, tapi ternyata malam ini dia begitu




















