“Ma, main, yah?” bisikku ke telinganya sambil menjilat daging lunak sekitar telinga. Kucabut “rudalku”. Bokep Cina “Capek aku, Pa,” katanya dengan napas ngos-ngosan. Dia bekerja di perusahaan swasta sebagai staf pemasaran. Yah, itulah sebagian kecil kehidupan rumah tangga yang selalu banyak masalah silih berganti, padahal sebelum nikah, aku sudah membaca segala macam buku. Selanjutnya kumasukkan kembali, kuangkat kakinya ke pundakku. Saat akan keluar, disemprotkan spermaku ke wajahnya, dan dioleskan “rudalku” ke wajahnya. Kemudian kucium mulut dan kujilati sekitar telinganya, aku tidak berani mencium lehernya karena masih ada sisa balsem, bukan terangsang yang kudapat malah kepedasan nanti.Aku tidak berani memegang rudalku, karena tangan bekas memijat tadi terkena balsem bekas kerokan yang ada di punggung istriku. Yah kecuali kalau cowoknya memakai obat atau si Cowo sudah pengalaman alias nggak perjaka. Kebetulan hawanya panas sekali saat itu. Kali ini aku tidak menyentuh anus atau klitorisnya, tapi kuusap bulu kemaluan serta bulu sekitar anus tanpa menyentuh kulitnya.Aku lepaskan pakaianku. Tampak banyak lendir berwarna putih menyelimuti




















