Kukecup-kecup terus kelentit yang tampak semakin membesar itu, dan akhirnya kuhisap dengan kuat. Ia tampak berpikir sebentar, dan kemudian meunjuk bibirnya: “ini Mbah, saya di sun di bibir”, katanya. Bokep Tante Semuanya melongo melihatku.Dari dalam masih kudengar teriakan Mas Darmin, menyebut segala jenis makanan yang rencananya akan mempergunakan dagingku sebagai bahan lauknya: “tak jadikan sate! Dukun adalah aktor yang harus bisa membuat pasien setengah mati percaya dan tergantung padanya, dengan segala cara dan tipu daya.Pada mulanya beberapa orang datang minta tolong padaku, katanya menderita sakit aneh, pusing-pusing yang tidak tersembuhkan. Kini dia terbaring mengangkang, kemaluannya terbuka lebar seakan siap menerima segala kenikmatan duniawi. Sekali lagi dia mengangguk. aku semakin bingung: “yang apa to mas? Untunglah semua sudah berakhir.”
Dia mengangguk, wajahnya tetap menunduk: “matur nuwun, Mbah.” Katanya: “Berapa saya harus bayar Mbah?” aku tergelak: “wis, wis, bocah ayu, Mbah nggak minta bayaran kok.










