Sekembalinya, aku menyeka tubuh Budi, lalu Timo. Bokeb Dia berlutut di antara tubuhku, dan dia arahkan lubangnya turun menyelubungi kontolku. Tidak menunggu jawabanku, Timo lalu berdiri dan berjalan ke arah kamar tidur. Timo saat itu sedang melihat Budi, seakan terkesima. Tapi tidak lama. Dia tidak terlihat lelah sedikitpun, kontolnya masih tegak di antara kedua pahanya. Hal itu terjadi tepat saat Budi sedang membuka pintu, akan keluar dari kamar. Lubang Timo tidak serapat lubang Budi. Kita terdiam sejenak. Aku pun berpikir Timo ingin menjantani Budi, tapi rupanya bukan itu yang ada di pikiran Timo. Hari Minggu, sore, dan entah sejak kapan seperti setiap hari Minggu sebelumnya, aku sedang membagi-bagikan jus jeruk—atau minuman- minuman lainnya di hari-hari Minggu sebelumnya. Yang aku khawatirkan sekarang hanya kalau-kalau Edwin memberitahukan hal ini ke orang-orang lain. Kita berempat terdiam canggung. “Oh, kenapa ngga—” dan belum selesai aku berbicara, Edwin melanjutkan dengan, “Tapi ribet nanti kalo dia ngajak pacaran, duh duh”.
