Jelas sudah ia mengetahui kalau aku memang masih perjaka. “Ahhh..,” erangku. Bokep Indo Terbaru “Sori,” bisikku sekali lagi. Kulepas jasku dan meletakkannya di atas buffet, lalu aku berjalan menuju bar kecil di ruang dapur. Ia tertawa lagi. “Thanks,” bisikku padanya. Kesadaranku sudah nyaris hilang. Sudah sering kudengar tentang hal ini dari canda teman-temanku. “pejamkan matamu.”
Saat kupejamkan mataku, kenikmatan tiada tara merasukiku, kala ia menggerakkan jemarinya yang menggenggam batang kemaluanku. Beberapa saat kami saling pandang sampai akhirnya ia tersenyum. Kami berpagutan, sesekali saling menggigit. Kurasakan nafsuku sudah mencapai klimaksnya. Ia menatap mataku. Waktu itu kulihat ia berdiri sendiri di depan pintu lorong yang menghubungkan ballroom dengan dapur. Dengan wajah memerah, kulepaskan pandanganku dari bibir kemaluannya yang merah dan basah. Aku tersenyum dan mengangguk. Lalu secara tiba-tiba kekakuannya berubah menjadi sebuah senyuman tipis. Kamu merusak mood-ku saja.”
“Maaf. Ia menatap mataku. “Ahhh,” ia mendesah saat kulakukan itu. Aku malu seketika. Ia lalu mengulurkan lengannya dan mengelus pipiku dengan jemarinya.




















