Dan kamipun mengakhirinya dengan kelelahan yang terhapus oleh sisa-sisa keindahan.Aku antar Gina sampai pagar depan. Mata Gina sayu sedikit terkatup, meresapi setiap sentuhan jemariku di kulit pahanya. Bokep Tobrut Donny.. uh..ach..” desah kami saling berlomba menikmati setiap getaran yang tercipta. Kubantu jemari Gina yang meremas buah dadanya hingga tampak menjadi satu menjepit batang penisku. Gina menyusulku dan segera menjejalkan lidahnya ke dalam mulutku. “Sabar say..”
Memangnya hanya Gina saja yang sakit, aku juga sakit merasakan batang penisku bagai remuk digencet dinding-dinding lubang kawin Gina yang bukan main sempitnya. Dan akupun semakin mempercepat gerakan menggoyang kedua buah dada sebesar kelapa itu. Gina terus menjelajah seluruh tubuh depanku. “Panas atau dingin?”
“Apapun yang kau mau.” jawab Gina ringan. Kedua kakinya menggapit kepalaku seakan ingin menawanku selamanya.
