Dan ternyata Bu Diah menanggapi positif tindakanku itu.Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar aku bisa mencapai pangkal pahanya. Bokeb Tanpa rasa jijik, Bu Diah mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal pahaku, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat kontolku yang sudah bertonjolan.“Gimana Mas Farid? aku juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. anggap saja saya tidak ada. Berapa saat kemudian Bu Diah melepaskan kulumannya.“Gimana, Mas Farid Suka kan?” tanya Bu Diah sambil tersenyum padaku. Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Bu Diah menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.“Maaf ya Mas Farid! Yaahhh…, begitu Mas! Bu Diah bertambah kelonjatan dan semaikin bersemangat mengocok batang kontolku. aku juga semakin berani. Pejuhku semua ditelan habis oleh bu Diah.Setelah meneln habis semua pejuhku, bu Diah menyuruhku untuk memakai pakaianku dan mengatakan “Sebentar lagi keinginan mas untuk jadi pegawai negri akan terkabul”. Setelah aku lulus sarjana, aku memasukkan lamaran pekerjaan dimana saja, entah banyak
