Datar tanpa kejutan, tanpa gejolak. Bokep Perlahan saya perhatikan mobil-mobil yang berjejal dalam antrean. “Ryooo…..aahhhh…!!”. “Thanks Ryo, kamu baik sekali, but may I ask you anything else”, ujar Revy lirih sambi bersandar di pundakku. “Ryoo….eennngghhhh…..aahhhhh..”, teriaknya tertahan ketika orgasme itu kembali menggulungnya, menyeretnya ke dalam lembah kenikmatan hingga ke dasarnya.Kini ia merebahkan kepalanya di pundakku. Antrian tamu yang hendak memberikan selamat telah mengekor panjang dengan saya sebagai salah satu korbannya, dengan diiringi gending-gending Jawa yang terus mengalunkan nada-nada lembut daerahku. Kami duduk di teras, menikmati semilir angin pagi Jakarta yang masih belum terkotori debu polusi, ketika Revy memulai ucapannya, “Ryo, I’ve been thinking about us.., dan Revy tidak bisa hidup begini terus”. Sebuah restaurant Korean Food yang terletak di BBD Tower (kini Bank Mandiri) di kawasan Diponegoro yang menjadi referensinya kali ini. Meninggalkannya begitu saja, atau harus tetap tinggal untuk melihat reaksinya? Sunyi keadaan setelah itu. Setelah berbincang-bincang sambil menantinya menghabiskan sisa ice cream-nya, kami pun naik ke lantai teratas
