Dgn gaya kebapakan (kok sama dgn ceritanya soal si hidung belang Kartolo itu?), aku berdiri dan mendatangi dia, duduk di sebelahnya dan memeluk pundaknya. Jelas dia kini juga terangsang berat. Vidio XNXX Untung aku belum berkeluarga, kalau tidak pasti tambah repot karena harus menghadapi omelan dan gerutuan istri.Dalam keadaan sebal itulah aku bertemu dgn Kakek Ngadimin, kakek tua yg dgn gagahnya memproklamasikan diri sebagai orang pintar paling tersohor. Aku tidak melihat wajahnya karena dia sedang memperhatikan TV yg memang kusediakan di situ. mbaah.. Kok susah ? Wajahnya menunduk Sara ke bawah:
“kenapa?” tanyaku:
“kamu rasa sakit ya Cah Sara? Aku menelan ludah. Beberapa waktu aku sempat ikut bisnis jual beli mobil bekas, namun bangkrut karena ditipu orang. Namun bagaimanapun suasananya sangat asyik. Aku bertanya:
“mana lagi Cah Sara, yg dicium si Kartolo?”, Juminten sekarang menunjuk belakang telinganya, dan jarinya turun menyelusur leher:
“di sini Kakek..” katanya. Ada masalah apa Cah Sara?” aku sekarang duduk di kursi di depannya, dibatasi meja yg penuh segala pernik perdukunan.




















