“Charger saya ketinggalan di mobil. Dan jangan bicara lagi!” itulah kalimat terakhir bu Astrid. Bokep Family Untungnya sorenya istriku membawa kabar gembira. Saya tidak ingin mengganggu kesempurnaan suasana ini,” kataku.“Begitu?” kata Bu Astrid pelan, meletakkan gelas di meja di sebelahnya. Aku segera beranjak. Ia mengulum penisku dan membantuku mencari tempat basahnya.“Senangkan aku, bahagiakan aku, Dimas. Berapa umurmu?” Tanya Pak Gino.“24 tahun, Pak”“Sudah lama jadi supir?”“3 tahun, Pak”“Oke, Dimas. Bisa kau antar ke hotel?” demikian bunyi SMS itu. Ia hanya memandangi bayi kami yang baru berusia 3 bulan. Aku menuruti perintahnya. Terbayang di benak kami bagaimana cara menghidupi bayi ini tanpa pekerjaan. Hari-hari berjalan seperti biasa, tak banyak yang berubah.Yang sedikit berubah adalah suasana di dalam mobil. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.Bibir Astrid telah mendarat di bibirku. Terussss. Terussss. Dan kau pasti akan kehilangan pekerjaan. Kalau tak ada dinding kaca ini, aku pasti bisa mendengar desah-desah nikmatnya.
