Hemm, sungguh menggairahkan. Bokep Jepang Ibu belum pernah merasakan seperti ini”. Garasi aku tutup kembali. Ibu mertuaku memang bukan ibu kandung istriku, karena ibu kandung Riris telah meninggal dunia. Tapi tidak boleh begitu. Aku ciumi, kuraba, kuelus semuanya, dari bibirnya sampai pahanya yang mulus. Tapi tidak boleh begitu. Aku paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Istriku, Riris, sedang ditugaskan dari kantor tempatnya bekerja untuk mengikuti suatu pelatihan yang dilaksanakan di kota lain selama dua minggu. Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Lebih bebas di kamar ini”, kata ibu mertuaku penuh pengertian. “Buu, malam ini ibu nggak usah pulang. Pada saat-saat aku duduk berdua dengan dia, aku sering memberanikan diri memandang ibu mertuaku lama-lama, dan dia biasanya tersenyum manis dan berkata, “Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu”. Terus terang saja aku jadi kesepian juga rasanya. “Jelas dong buu…, Kan asyiik”, kataku menggoda. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama ibu mertuanya.




















