Jadi, aku menunduk lebih dalam, menggunakan bibirku, lidahku, mulutku. Bokeb Membersihkan selangkanganku.“Di cukur?” Kak Edo bertanya sambil meremas jembutku. Aku ambruk saking lelah dan nikmatnya, seluruh syarafku seperti kelebihan beban rasa.“Ke kamar mandi yuk.” kata Kak Edo.Aku mengangguk, tanpa mampu banyak bersuara. Bagaimana kalau mereka melihat kita… jalan berdua? Lebih besar daripada… penis laknat yg dahulu memperkosaku. Untuk Kak Edo. Nanti tuan akan melupakan saya. Kamu masih ingin?” Aku menggeleng.Kak Edo mendadak nampak khawatir.“Kenapa?”
“Saya… semalam saya datang bulan.”
“Oh… mens ya?” Aku mengangguk.Kak Edo tersenyum,“Kalau begitu, kita berpelukan saja seharian ini.” Aku tdk tahu harus berkata apa.Untuk sementara, hari- hari ini adalah hari bahagiaku. Teman sekamarku melakukannya di ranjang sebelah ranjangku. Terasa dingin di sore yg panas itu. Aku merasakan penisnya melemas, meluncur keluar. Aku…. Jadi budak sexmu pun… saya bahagia…”
“Huusssss…. Aku menunduk. “Saya mau melayani… Mungkin…. Mungkin waktunya hanya semenit, tapi terasanya lama sekali, bergelombang, sesuatu yg tdk pernah kualami dalam hidup. Bawa ke tempat cucian, masukkan ke ember untuk
