Setelah puas melumat bibir dan lidah
Mas Zani, Yeyen mulai bergerak ke
bawah, menciumi dagunya, lalu
lehernya. Yeyen
menciuminya kadang cepat, lalu
lambat, cepat lagi, memang
sepertinya begitu style anak yang
satu ini. Bokeb Mas Zani mulai tidak sabar dan
langsung mencopoti kancing demi
kancing yang ada di kemeja yang
dikenakan Yeyen. Mas Zani dan Yeyen
tersenyum geli pertama kali
melihatku, mungkin mereka
menganggap tingkahku di dalam
kamar tadi lucu, lalu Mas Zani
bertanya. “Ahh.., Ahh..”, Yeyen mengerang dan
mendesah keras keenakan. Ternyata
dia baru kenal Yeyen dua minggu,
dan pertemuan pertamanya di kolam
renang. Lalu aku berusaha meyakinkan
mereka, “Jangan kuatir lah.., aku
sudah biasa kok ngeliatin ginian..”
Akhirnya setelah beberapa
perdebatan ringan dan berkat
kelihaianku berdiplomasi mereka
mengijinkan juga aku untuk di dalam
kamar saja, tapi dengan syarat aku
tidak boleh macam-macam apalagi
melaporkan ke orang tuanya. Taksi kami langsung meluncur ke
Graha Residen, di sana ada kolam
renangnya yang cukup besar dan
ramai, termasuk para turis. Aku segera
menyiram ceceran sperma di lantai
kamar mandi, melepas seluruh
bajuku dan mandi. Ternyata
dia baru kenal Yeyen dua minggu,
dan pertemuan pertamanya di kolam
renang.
