Tapi aku engga mau menculik Evi terrlalu lama..dasar pengecut !!. Akupun lupa dengan ajakan Tia untuk menikmati aroma terapi bersama. Bokep Jepang Hampir setiap hari Tia datang ke kost ku, mulai dari hanya sekedar ngobrol di kamar, jalan-jalan ke mall atau bahkan nongkrong di kafe. Kalaupun tidak bertemu, kami tetap berkominikasi lewat telepon. Aku hanya sanggup menganggukkan kepala. Kecuali…Evi. Kira-kira delapan tahun yang lalu, aku merantau ke kota udang, Cirebon. “Engga cape , Vi, Kok belom bobok ?” tanyaku membuka percakapan. Ada apakah ini, Tuhan?Hari itu hujan cukup deras mengguyur kota Cirebon, hingga akhirnya di kantor hanya tersisa aku, Evi dan satu teman lagi. Direbahkan kepalanya di bahu kananku, sambil sesekali menyibakkan rambutnya yang panjang hingga lehernya terlihat dan nyaris tanpa batasmenyentuh bibirku. Kami bertiga hanya duduk terbengong-bengong menatap keluar jendela. Aku tau pasti, Evi pasti marah dan cemburu melihat kedekatanku dengan Tia.




















