Namun sebuah tepukan di pundakku membuka mataku. “Cukup segitu?” tanya Jayu lagi. Bokep STW Merasakan kehangatan air matanya yang membasahi dadaku. Itulah Chie. Ironis. Dan karena itu pulalah aku tidak menghajarnya, walaupun itu adalah tujuanku sejak semula. Aku butuh penjelasan.”
“Sayang, emosimu membuyarkan penjelasanku waktu itu.”
“Maaf,” desahku, bahkan kini aku pun tak mampu memandangnya. “Ah.. Kuparkir mobilku di depan pekarangan rumahnya. Apalagi di saat-saat seperti ini. Jay. “Aku besok ujian, Chie.”
Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 23.30 malam. Inilah kita.”
Aku tak mau menoleh. Kunikmati kehangatan liang kemaluannya saat batang kemaluanku menyesakinya, menggerak-gerakkan pinggulku, meresapi segala rasa yang dihadirkannya dalam sanubariku. Karena Chie lebih memilihku. Terkadang aku menyesal menyerahkan Chie kepadanya. Chie melambaikan tangannya dari atas balkon. “Cukup segitu?” tanya Jayu lagi. Oh God.Jay memang harus diakui memiliki hati dan jiwa yang sungguh luar biasa. Akulah Ray.Kuusapkan keringat di wajahku ke kulit dada gadis di bawahku, sebelum aku bangkit berdiri dan memunguti pakaianku, mengenakannya, dan meninggalkan ruangan gelap itu, sesaat setelah Chie merangkulku
>