Kulihat sudah mulai membesar tidak sabar untuk menembakkan pelurunya.Selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dengan berlilitkan handuk. Terus Erma. Bokeb Kucium leher dan telinga kirinya, tangan kirinya terangkat dan kemudian menarik rambutku. Ennggh..” katanya.Kupotong kata-katanya, “Anto,” sahutku.“Ya, Mas Anto. Lidahku mulai mengarah ke klitorisnya. “Baru pulang dari kampus ya mas” tanyanya dengan ramah.“Iya mbak” jawabku“lho kita pernah ketemu kayaknya mbak”Dengan senyumannya dia mengelak bahwa belum pernah ketemu denganku.Mungkin kebanyakan pelanggan jadi dia lupa tannyaku. Panas matahari terasa menyengat kulit. Dia hanya bisa merintih.“Oooh.. Ketika berjalan dalam sebuah gang sempit, kulihat dari belakang sepertinya Erma. Ketika aku mengeluarkan dompet, ia berkata.“Nanti aja, sekarang kita ke kontrakanku yuk!”Akupun menurut saja dan mengikutinya ke rumah. Namun ketika kulihat di dinding, maka ada cermin yang dipasang memanjang sejajar dengan arah bed.“Ooo, ini toh bedanya..” kataku.










