Tak lama kemudian, batang kemaluan saya sudah siap tempur kembali. Kami berdua mencapai klimaks hampir bersamaan. Bokep Live Baru kali ini saya merasakan kenikmatan yang tak tertandingi seperti ini.Dokter S segera melanjutkan permainannya. Kami berdua mencapai klimaks hampir bersamaan. Ouuhh..” Saya dan Dokter S sama-sama menjerit keras. Saya kembali tenggelam dalam lamunan yang tak tentu arahnya. Namun setiap sentuhan stetoskopnya, apalagi setelah tangannya menekan-nekan ulu hati saya untuk memeriksa apakah bagian tersebut terasa sakit atau tidak, semakin membuat batang kemaluan saya bertambah tegak lagi, sehingga cukup menonjol di balik celana panjang saya.“Wah, kenapa kamu ini? Demikian pula pantatnya. Batinku,coba dokternya dia ya. Batang kemaluan saya sudah nyaris menyemprotkan cairan kenikmatan lagi. Saat itu saya sudah hendak memutuskan untuk pulang ke rumah, mengingat waktu sudah berlalu limabelas menit. Kamu pernah bermain?” Saya menggeleng. Saya mau periksa kamu menderita hernia atau tidak.” Nah lho! Itu saja menurut saya, tidak ada yang lain.




















