“Enak aja, selama masih ada kontolmu gimana otak gak ngeres, kamu tuh yang bikin aku ngeres!”
“Yeee…Bilang aja suka sama kontolku!”
“Emang, tau aja sih!”
“Ya tau dong, orang memek kamu ketagihan gitu!”
“Huuuu…bisa aja!”
“Kalau gak ketagihan kok masih ditancepin terus?”
“Iiihh..itu mah kamu yang nancepin, emang enak ya memek Lia?”
“Enak banget Ya, kalau kamu pacarku udah aku entot tiap hari!”
“Hah! Ihhh…Emangnya kuat gitu?”
“Kuat aja kalau ada obat kuatnya!”
“Masak?”
“Iya dong, makanya kasih dulu obatnya!”
“Emangnya ada sama Lia?”
“Ada tuh, nih obat kuatnya!” Ucapku sambil menyentuh payudaranya. Bokeb tahu aja kamu” jawabku.Kedua matanya membuka perlahan dan bibirnya tersenyum, “Si Rina bilang ****** kamu gede banget, ternyata ia benar juga”Ups, baru kali ini aku dengar ia berbicara lugas seperti itu. Hal tersebut menimbulkan ganjalan dalam diriku, hatiku berbicara menuntut kepuasan.“Lia..” Aku memanggil namanya. “Iyahhhhh..teruss yang…memek Lia buat Ariii…buat di entot..aaaghhhh…terussssin…shhhhhh”
“Nih kontolku say, rasain kontolku nih!”“Mana, mana yang…ahhhhh pengin ****** ****** ******!” Gadis itu seperti sudah menjadi gila, terbawa oleh nafsunya sendiri.




















