Namanya.. Bokep Thailand Siang-siang kok sudah pulang?” tanyaku.“Aku belum pulang mulai tadi malam. Dengan perlakuan yang sama seperti kemarin ia melayaniku. Emangnya apa bedanya?” tanyaku.Ia tersenyum saja. Namun ketika kulihat di dinding, maka ada cermin yang dipasang memanjang sejajar dengan arah bed.“Ooo, ini toh bedanya..” kataku. Dia menyatakan senang kalau ngobrol denganku.“Ada yang mau mendengarkan dan mengerti sisi hitam dari jalan hidupku,” katanya.Aku sendiri mengatakan, kalau ada kesempatan untuk berhenti, maka berhentilah dari pekerjaannya dan membuka usaha atau pekerjaan yang lain.Suatu ketika aku mencarinya di hotel. Entar sore aja ke Pasar Minggunya!” ajakku.Ia setuju. Ia tersenyum dan mengajakku membersihkan badan.Selesai membersihkan badan, kami masih sempat ngobrol-ngobrol sebentar hal-hal mengenai dirinya. Kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi membuat ia semakin menarik. Setelah beberapa lama ia menghentikan aksinya dan berbaring telentang. To.. HeheheKemudian dia memberikan sebuah pertanyaan dengan nada ramahnya, tapi saat aku dengar dan rasakan dari mimik wajahnya dia mengajak menjerumus, mungkin dia sedang cari mangsa batinku.dengan wajah yang cantik tinggi 163




















