“Haiiiyy Reeenn, I’ve been waiting for you, come in” Eeeeuuuuhhhh…. Kuciumi pundak Rini, kubelai dengan lembut punggungnya dan kubelai rambutnya yang tadinya sudah berantakan. Bokep Live “Ren, gede amat nih, aku gak yakin muat.” “Yah teh, dicoba aja dulu, diukur pake mulut” godaku. Tangannya membimbing tanganku agar tetap meremas buah dadanya dan memainkan putingnya. Sudah tidak terhitung berapa kali dia meminjamkanku uang untuk utang2ku, meminjamkan mobilnya, meminjamkan peralatan kameranya. Aku sudah menunggu agak lama hampir 20 menitan, cemilan french friesku pun udah hampir habis, tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang “Hi Ren..!” salam Rini kepadaku dia tiba dengan Wein dari arah belakang. Pettingan ini kami lakukan cukup lama. “Iya teh, sorry telat, tadi cari bensin dulu” “Yuk masuk”Rini menyuruh duduk diruangan tengah, di ruang tivi. Kulitnya tidak terlalu putih, namun bersih, rambutnya dipotong sebahu, badannya juga gak terlalu langsing. aku bisa merasakan denyutan memek Rini menyambut datangnya sperma2ku. Tapi kami masih berhubungan baik karena kami berdua punya side job sebagai




















