Ah mengapabegitu cepat.Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Sial. Bokep Rusia Seperti kulihat ketika ia baru naik tadi,setelah mengejar angkot ini sekadar untuk dapat secuiltempat duduk.Terima kasih, ujarnya ringan.Aku sebetulnya ingin ada sesuatu yang bisa diomongkanlagi, sehingga tidak perlu curicuri pandang meliriklehernya, dadanya yang terbuka cukup lebar sehinggaterlihat garis bukitnya.Saya juga tidak suka angin kencangkencang. Sudahlah.Masih ada esok. Membuka celanaku danbajuku lalu gantung di kapstok. Tapi ia masihberjongkok di bawahku.Yang ini atau yang itu..? Tapi tidak apaapatoh tipuan ini membimbingku ke alam lain.Dulu aku paling anti masuk salon. Adacairan putih di celana dalamku.Di kantor, aku masih terbayangbayang wanita yang dilehernya ada keringat. Hariitu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belumada yang datang, baru aku saja. Betulbetul keras. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.Badannya berbalik lalu melangkah. Mobil melaju. Semuaorang bebas masuk asal punya uang. Tetapi berlari. Akumembayangkan dapat menjepitnya di sini. Akumembayangkan dapat menjepitnya di sini. katanya menggoda, menunjukJuniorku.Darahku mendesir.











