Ketika aku sedang membereskan tas sekolahku di dalam kamar, Tante Ning masuk. Tidak begitu lama, Tante Ning mengajakku segera membalik posisi.“Ooouhkk.. Bokep Jilbab/Hijab Obrolan di telepon membuat pikiranku bertambah jorok. Nikmatnya sungguh tidak terkatakan. Dia bilang, seharusnya sweet seventeen dirayakan secara khusus. Aku jadi semakin tidak enak hati. “Nanti dulu dong!” jawab Tante Ning. Awalnya sebel juga jadi “tukang ojek” begitu. sssssshhhhh… aaarrrgghhhh..,” seru Tante Ning menggelepar-gelepar ketika menggapai puncak kenikmatannya. Cuma Tante Ning yang tidak. “Tapi kalau kamu mau yang lain, kamu boleh minta. Tante Ning tidak canggung-canggung lagi memeluk pinggangku bila kami berboncengan naik motor. Dia bugil di hadapanku! Yang jelas, kulitnya putih mulus dan body-nya mantap. Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…” “Ivan kayak mimpi, Tante….,” bisikku polos. Dia kursus sore hari dan pulangnya sudah agak malam, sekitar jam 8.
