“Ayolah Gie, terima saja… “ ujar mas manto. Biji keletitkupun kurasakan sudah merah membengkak, sangat terangsang. Bokeb “Ogie…aku tanya sekali lagi…buat apa kamu ngambil photo-photo aku?”
Dengan nada seperti orang yang menggigil kedinginan, walau tanpa melihat kearahku, akhirnya ia mulai membuka mulutnya “ Bu…bu…buat ko…koleksi mbak…”
“Koleksi? Bak polisi yang sedang dalam tugas penyergapan. Ya, hanya demi sebuah handphone.Namun aneh. Dengan kedua tanganku, aku bertumpu pada dinding toilet, kutahan sekuat mungkin tubuhku supaya tak menabrak perut Ogie. Bola matanya melotot seperti hendak keluar dari kelopak matanya, menjelajahi setiap jengkal auratku, dari ujung kaki sampai ujung rambut. Pesing dan amis bercampur menjadi satu. Terkadang kulihat, gerakan jakun Ogie, yang sepertinya sangat kesulitan ketika menelan air liurnya.Karena merasa sedikit jengah, ku langsung berdiri dan sedikit menjauh dari posisi duduk Ogie.
