Sedangkan kakek dan mbak Darsih tetap di kamar depan, bersama anak-anaknya yang masihkecil. Ibu yang tampaknya juga merindukan ayah, akhirnya setuju.Rencana awalnya, aku dan adikku akan dibawa. Bokep STW Kakek mempunyai ladang yang meski tak begitu besar, tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari. Seminggu lalu baru kuras kolam, eh kemarin malah tanam tomat. Dan di luar dugaan, mbak Darsih menerimanya, padahal selisih usia merekasekitar 30 tahun. Mbak Darsih mempunyai beberapa rumah peninggalan almarhum suaminya yang dia kontrakkan.Sebagai rasa terima kasih, aku berusaha tidak menolak jika disuruh apapun olehnya, karena kadang mbak Darsih juga memberiku upah, meski kadang aku haruspergi melintasi kampung lain untuk berbelanja memenuhi permintaannya.Sifat lain dari mbak Darsih yang aku suka, dia bukan tipe orang yang malas. Saat itu aku masih belum mengerti apa maksudnya. Kegelapan terlihat dimana-mana, hanya lampu-lampu minyak yang menyala,atau kadang juga petromak yang menjadi penerang bagi warga kampung yang letak rumahnyapun tak begitu berdekatan. Tapi kakek melarang, katanya: mending kami ditinggal dulu, karena ayah
