Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Vidio XNXX Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Lia menarik telapak kakinya dari pundakku. “Mengapa?”Aku membisu. “Segar!” Mbak Lia tertawa kecil. Aku menengadah.“Kurang jelas, Jhony?” Aku mengangguk.Mbak Lia tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Lia. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Lia untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu. Terawat. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. “Jhony, salahkah dugaanku?”
“Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.Aku merinding.




















