Mau minum?”“Boleh,” kata Joni dengan matanya terus mengawasi buah dada isteriku yang naik turun dan memperlihatkan dua titik hitam menerawang di balik daster putih tipisnya.Setelah membuat minum, isteriku keluar lagi dan menemani Joni mengobrol.“Wajah Kamu kelihatan memerah dan berkeringat, kamu sakit ya?” tanya Joni basa-basi, padahal isteriku baru saja horny.“Ahh, ngga, tadi baru saja olah raga.” kata isteriku berbohong.“Nunik, kamu kelihatan cantik lho, kalau penampilan kamu gini.”“Kamu, bisa aja, isteri teman di rayu.”“Benar lho, bahkan ngga cuman cantik, tapi juga seksi dan jujur saja saat ini aku terangsang sama kamu.” kata Joni to the point (langsung pada inti permasalahan).“Kamu jangan macem-macem yah, nanti suamiku datang bisa berabe!”Lalu Joni duduk di sebelah Nunik. Bokep Family Ditusuknya kemaluan isteriku dengan jarinya yang sekali-kali diremas dan ditusuk-tusukkan.“Aaahh, ouu, Jon,” tampak mulut isteriku terus mendesah dan merintih menikmati rangsangan yang diberikan Joni.Sekarang tidak ada perlawanan lagi, bahkan justru tangan isteriku segera menangkap batang kemaluan Joni dan diremasnya.Tanpa sadar isteriku membisik, “Ouuh, Jon, puaskan aku..”Lalu Joni




















