Aku tak tahu Bu Yena bicara apa, tapi aku menjawabnya.“Ya, benar. Ouuuh!” Yena terus mengerang di antara debur ombak pantai.Sejenak kemudian, ia mengangkat kepala dan meraih penisku. Bokep Ojol Ini membuat aku harus mengimbanginya terus, berapa kalipun ia memintanya. Setuju?”“Setuju, Pak”“Kamu mulai kerja hari ini!” kata Pak Tan.Seminggu sudah aku menjadi supir Nyonya Tan. Aku segera beranjak. Aroma farfum mahal itu menyergap hidungku. Tak pernah ia memandangku sedemikian rupa sebelumnya.“Lihat sekeliling. Senang juga rasanya naik pesawat untuk pertama kalinya. Kamu ke Bali siang ini. Sempurna,” kataku. Kunci mulutmu dengan uang 5 juta itu, dan kau tetap bisa bekerja. Di malam hari suasana cottage itu syahdu benar, dengan tanaman rindang, lampu redup di seputaran cottage dan deburan ombak laut tak jauh dari cottage. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.Bibir Yena telah mendarat di bibirku. Selebihnya, ia tidak bicara lagi. Dan jangan bicara lagi!” itulah kalimat terakhir bu Yena. Aku melihatnya dari kaca spion. HP-kamu mesti stand-by. Rumah Pak Tan
